Nganjuk, BK – Langit sore yang mendung di ruas jalan antar-kabupaten Nganjuk–Jombang seolah ikut menertawakan nasib sial wartawan Supriyanto. Baru saja menyelesaikan aktivitas jurnalistik di wilayah Nganjuk, mobil pribadinya mendadak mogok di tengah perjalanan.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.45 WIB, ketika Supriyanto dalam perjalanan pulang menuju Jombang. Dari video yang diunggah ke media sosial milik seorang rekannya, terlihat sebuah mobil derek bertuliskan “Layanan Derek Gratis Sampai Gerbang” sedang menarik mobil milik Supriyanto menuju bengkel terdekat di kawasan Jombang.

“Barange ditumpakno trek,” tulis salah satu keterangan unggahan itu dengan nada setengah berseloroh.

Namun di balik kejadian yang tampak sepele, warganet justru ramai menyorotnya dengan nada sinis. Sejumlah komentar menyebut bahwa apa yang dialami Supriyanto merupakan “balasan” atau karma cepat atas sikapnya selama ini yang dianggap sering menyinggung dan menekan narasumber dalam liputan.

“Doa orang yang pernah dizalimi itu cepat naik ke langit,” tulis seorang pengguna akun Facebook.
“Katanya wartawan, tapi nggak semua bisa kebal dari karma,” tambah warganet lain.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi langsung dari Supriyanto terkait kondisi mobil maupun tanggapannya atas tudingan netizen tersebut. Namun sejumlah rekan seprofesinya menganggap kejadian itu hanyalah musibah biasa di jalan, bukan hal mistis atau berkaitan dengan karma.

“Mobil mogok itu hal teknis, bisa karena aki, bahan bakar, atau mesin. Jangan dikaitkan dengan hal spiritual,” ujar salah satu jurnalis senior di Jombang yang enggan disebut namanya.

Kendati demikian, kisah sial Supriyanto kini menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan jurnalis lokal. Di dunia yang serba cepat dan penuh tekanan seperti jurnalistik, terkadang nasib buruk datang bukan karena karma, melainkan sekadar ujian kecil di perjalanan panjang mencari kebenaran.,