Gresik, BK – Sebuah kisah kelam kembali mencoreng wajah pelayanan publik di Kabupaten Gresik. Di tengah jargon reformasi birokrasi dan integritas aparatur, muncul kabar tentang seorang bidan di Kedamean yang diduga terlibat dalam praktik pungutan liar bermodus penerimaan ASN.
Di balik seragam putih dan simbol profesi mulia, bidan tersebut diduga menawarkan “jalur khusus” bagi masyarakat yang ingin menjadi tenaga ASN atau honorer, dengan imbalan sejumlah uang. Nilainya tidak kecil, disebut mencapai belasan juta rupiah dari beberapa orang yang percaya pada ucapannya.
Janji yang dilontarkan sang bidan seolah memiliki dasar resmi. Namun kenyataannya, setelah uang berpindah tangan, tak ada proses atau dokumen yang membuktikan keabsahan jalur tersebut.
Saat dikonfirmasi, bidan yang bersangkutan tidak menampik pernah menerima sejumlah uang dari beberapa orang. Ia hanya menyebut persoalan itu telah “diselesaikan secara kekeluargaan”.
Namun hasil penelusuran di lapangan menunjukkan hal berbeda: sebagian korban belum menerima pengembalian dana, dan tidak ada bukti tertulis penyelesaian resmi dari pihak terkait.
Fenomena ini menjadi ironi di tengah upaya Pemerintah Kabupaten Gresik menegakkan disiplin dan etika ASN. Seorang bidan, sosok yang seharusnya menjadi pelindung masyarakat dari sisi kemanusiaan, justru terseret dalam dugaan penyalahgunaan kepercayaan publik.
Praktik semacam ini, bila terbukti, bukan sekadar pelanggaran disiplin, melainkan pengkhianatan terhadap makna profesi itu sendiri.
Seragam putih yang semestinya mencerminkan pengabdian kini berubah menjadi simbol luka bagi mereka yang dikecewakan.
Aktivis pelayanan publik di Gresik menilai, kasus ini tidak boleh disapu di bawah karpet.
“Dinas Kesehatan harus bergerak cepat melakukan pemeriksaan etik. Kalau tidak, masyarakat akan menilai sistem pelayanan kita sudah bobrok dari dalam,” ujar salah satu pemerhati kebijakan publik Gresik.
Kini masyarakat menunggu langkah tegas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik. Karena yang dipertaruhkan bukan hanya uang belasan juta rupiah, melainkan wibawa ASN dan kepercayaan publik yang perlahan terkikis oleh ulah oknum di balik seragam putih itu.
Dan redaksi Media ini menegaskan: bila penelusuran lanjutan membuktikan keterlibatan individu tertentu secara faktual dan terverifikasi, media ini akan membuka identitas bidan tersebut, serta siapapun yang terlibat dalam pusaran kasus ini, sebagai bentuk komitmen pada transparansi publik dan integritas pemberitaan.

Tim Redaksi